Senin, 28 November 2011

Cintaku

| |

                                                Cintaku
R

embulan menyinari malam yang gelap. Bintang-bintang menemani rembulan yang menyendiri. Kini setiap malam, ku menunggu datangnya seorang pangeran dari negeri antah berantah. Untuk ku jadikan pendamping diriku.
«««
Kubuka jendela kamarku. Kuhirup udara sedalam-dalamnya. Hhh… hari yang cerah!!! Burung-burung berkicau dengan merdunya. Pasti menyenangkan diantara mereka. Terbang bebas di udara. Aku bersiap untuk mandi dan mengawali hari ini dengan senyuman.
“ Adek!!! Kamu jadi ikut nggak sich? Dah siang nih! ”.
“ Iya, iya! Aku mandi dulu dech! ”.
                                                          «««
Waow… Hari ini benar-benar cerah secerah hatiku. Memang segar jogging dengan kakak. Melihat pemandangan di kanan-kiri jalanan yang masih bersih. Dan…
Woii!! Jangan ngelamun dong! Ntar kesambet! ”.
Kini pandangan mataku beralih pada cowok keren berkacamata yang menghampiriku.
“ A… Alex?! ” kataku terbata-bata.
Tuch ‘kan kesambet beneran. ”.
“ He…he… Yup, karena setannya ada di sebelahku ini.” kataku sambil mendorong pundak Alex. Alex hanya menoleh ke kanan dan kiri sekelilingnya. Aku hanya berdecak melihatnya.
“ Sapa sich setannya? ”.
“ Kamu, Lex. Biasa aja kale… ”.

“ Pada ngeributin apa’an sich? Rame banget. Ni, kakak beli’in ice cream buat kalian berdua. Gratis kok!! ”. Tiba-tiba kakak menghampiri.
Nggak biasanya, baik banget ke aku? ” godaku. Kakak melihatku tajam. “ Hiih… aku jadi takut. I’m afraid, now.
Lagak lu, Dri! Makan tuch es-nya! ” ejek Alex. Yey… terserah aku dong. Tapi emang es-nya mencair. Makaci, Lex. Aku tak bisa mengucapkannya.
«««
Yes… hari ini ketemu Alex. Kenapa keren abiz dia? Cool bangetBut, where is my bracelet? It’s my life
Aku sibuk mencari gelangku. Walau hanya gelang imitasi dan biasa aja. Menurutku itu berharga.
“ Kak Andre tau gelangku, nggak? ”.
“ Gelang yang mana? Yang warna putih dan bermotif bunga itu? ”.
He’eh. Dimana-dimana? ” tanyaku penuh semangat.
Mmmhhnggak tau juga. Tapi tadi waktu jogging masih ada ‘kan? Hilangnya kapan sich? ”.
“ Aku nggak tau kapan ilang-nya. Tau-tau waktu ngelamun di taman, aku baru sadar gelangku nggak ada. Itu ‘kan dari Alex. Uups… ”.
Kakak tersenyum sinis kepadaku. Aku hanya bisa menyumpal mulutku sendiri. Tiba-tiba… Kakak berlari ke mama. Aduh…
“ Ma… Adek, ma… ”.
                                                          «««
“ Kakak!!! Ma, jangan di dengerin ucapan kakak!!! ” pintaku pada mama.
“ Ma, ma… Adek……… gelangnya hilang! Mama tau nggak? ”. Apa?! KakakSyukurlah!!
“ Gelang yang bunga-bunga itu? Mama sich nggak tau sama sekali. ”.

Sewaktu berjalan menuju balcon rumah…
“ Makasih ya, kak. Kakak baik dech! ”. Kakak hanya mengedipkan matanya dan tersenyum.

Pe’er numpuk!!! Susah banget lagi soal-soalnya! Kak Andre lagi walking-walking ma pacarnya. Papa mama nggak bias. Haduh…
“ Kenapa kamu nggak ke rumahnya Alex, Andri? Alex ‘kan pinter! ”. Kumat dech mama, muji-muji orang lain.
“ Iya dech. Aku berangkat! ”.
                                                          «««
Jam tanganku sudah menunjukkan angka 11. Tapi, mana sosok orang yang kucari-cari? Alex, harus berapa kali aku memencet bel rumahmu ini?
“ Andri! Maaf aku baru tau kalau kamu datang kemari. I’m sorry, because I’m cooking for my lunch, now. Maklum, ortu pergi dan aku sendirian. Untung ada kamu. Sudah berapa lama kamu menunggu di sini? ”.
“ Iya, aku maafin. Cuma 5 menit kok. ” jawabku dengan lembut.
“ Ada apa kamu kemari? ” kata Alex sambil menutup pintu. Aduh… kenapa pintunya ditutup, Lex? Aku malu nih.
Napa pipimu memerah? ”.
“ E… eh… anu…emmh… nggaknggak pa-pa kok. Aku mau tanya pe’er doang.”. Andai kamu tau, Lex kamu keren banget.
                                                          «««
Kruyuk… kruyuk…
“ Kamu laper, Lex? Udah sana makan dulu. Nanti sakit lho! Lagian pe’ernya udah selesai ‘kan! ”.
“ Eh… iya dech… Tapi kamu gimana? Kamu ‘kan belum makan siang? Makan ma aku, yuk? ”. Aku hanya tersenyum. Ini kesekian kalinya aku diperhati’in Alex.
“ Emh!!! Masakanmu kok asin banget? ” kataku terkejut.
Masa’ sich? ”. Setelah Alex mencicipi masakannya, rasanya ingin meludahkan apa yang dimakannya itu. “ Bener, Dri. Masakanku keasinan. Maklum nggak bisa masak. ” Alex mengatakannya dengan malu-malu.
Udah dech, biar aku yang masakin. Nyante aja. Tapi bantu aku sedikit aja, ya? ”. Aku segera mengambil bahan-bahan masakan yang akan kubuat.
Aroma masakan yang kubuat untuk Alex begitu menggoda. Sampai-sampai aku hampir ngiler melihatnya. Pasti sedap banget nih! Pinter masak juga gue.
“ Sumpah gile. Enak banget masakan lu, Dri. Sering-sering masakin aku ya? Yang enak lho?! ”. Aku hanya tersipu malu.
“ Ahh… nggak usah segitunya kale… ”. Tanpa sepengetahuanku, Alex mengamati lengan dan wajahku. ???.
“ Mmmh… Dri. Nanti malam kamu ke sini lagi ya? Kamu nggak ada acara ‘kan? ” kata Alex dengan serius. Apa ini rasanya orang diajak nge-date? Kaget setegah mati aku! Aku mengangguk tanda menyetujui ajakannya.
                                                          «««
Wah… udah jam setengah 6 malam! Siap-siap nih, dandan yang cantik oke, baju bagus oke, wangi oke banget.  Aku siap! Aku berangkat!
Eh… Alex udah di depan rumahku! Deg…deg…deg… Lho! Kenapa jantungku berdegup kencang seperti ini?
“ Hai, Lex. Udah lama? ” tanyaku malu-malu untuk memulai pembicaraan antara kami. Tak kusangka, dia lebih keren dengan dandanan seperti itu.
“ Eh… anu… ehm…nggak, barusan kok. Mmmh… kamu… kamu… cantik banget malam ini. ” kata Alex malu-malu. Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam? Setahuku Alex orangnya dingin pada semua orang. Tapi baru kusadari, kalau padaku dia baik setengah mati? Apa jangan-jangan…?
“ Eh… makasih. Kamu juga keren banget hari ini. ”. Hei! Apa yang aku katakan.
Akhirnya, kami jalan-jalan ke alun-alun kota dengan dibonceng Alex plus motor kesayangannya. Kami berhenti disebuah taman kota yang dihiasi bunga-bunga yang bermekaran pada malam hari dan lampu-lampu indah.
“ Kamu pinter banget kalau milih tempat, Lex? ”.
“ Ah… ini belum seberapa! Ayo ketempat duduk itu! ” ajaknya sambil menunjuk sebuah kursi taman kosong yang dikelilingi bunga-bunga.
Setelah aku dan Alex duduk. Tiba-tiba Alex duduk lebih dekat ke aku. Deg…deg… Haduh… berdegup kencang lagi.
“ Gelangmu yang aku beri mana? Hilang? ”.
Aduh… gimana mau ngomongnya? Pasti Alex marah nih. Gawat!!! “Anu… tadi waktu jogging ma kamu dan Kak Andre, tau-tau hilang. Maaf, Lex.”.
Oh no…! Alex megang tanganku! Kelihatannya dia mengambil sesuatu di saku celananya. “ Nih, kuberi  yang lebih baik dan bagus dari yang kemarin. Bagus ‘kan? ”. Ternyata dia memberiku kalung yang bermotif bunga dan kupu-kupu. Dan dia memakaikannya padaku. So sweet
Aku hanya terdiam saat Alex memakaikan kalungnya padaku. Senang gembira, terharu, terpesona, dan melayang-layang rasanya. Perasaan ini semakin mendukung cintaku pada Alex. “ Thanks, Lex. You are so sweet for me?  ”kataku dengan berani.
Your welcome. Thanks for your… your… love? ”. APA!!! Alex! Tau darimana dia? “ I’m love too. My love for you. Bagaimana nerima aku nggak nih? ”.
                                                          «««
Nggak kusangka, kemarin malam Alex nembak duluan. Kukira aku yang mau nembak duluan. “ Thanks, Lex. Aku ingin nerima kamu sebagai pacar, tapi maaf aku bukannya menolak. Aku lebih nge-utamain sekolahku dulu. Aku mau kalau jadi sahabat sejatimu. ”. Hhh… aku menjawab pertanyaannya dengan jelas. Namun waktu aku menjawabnya, tidak ada rasa kecewa di raut wajahnya. Alex malah memelukku dan mencium dahiku. Dan lagi, dia menciumbibirku. “ Ini ciuman pertamaku untukmu. Aku mau jadi sahabat sejatimu. ” kata Alex.
Biarlah, Lex. Aku hanya bisa menyimpan perasaanku ini. Tapi maaf, itulah jawabanku. Aku hanya bisa jadi sahabat terbaikmu. Dan biar kusimpan dan kupakai kalungmu ini sebagai tanda ku mencintaimu, untuk selamanya. Dan ciuman pertamamu juga ciuman pertamaku juga.
2010, 2011, cute, diary, heart, love“ Hei! Cepetan! Jangan nulis diary mulu! Keburu telat, nih! ” kata Alex mengejutkanku. Yup, mulai penembakan itu, setiap pagi dia menjemputku.
“ Iya, iya.”. Kututup diaryku dan kumasukkan ke dalam tas ransel.
“ Eh, boleh nggak sekali-kali aku menganggapmu pacarku? ”. Aku hanya mengangguk. “ Oke, sayang ayo kita ke sekolah bersama. ” canda Alex.
“ Iya ayang. Ayo! ” candaku juga.
“ Gila loe!! ” ejek Alex. Kami tergelak tawa, saling mengejar, dan memukul karena candaan Alex dan aku. Alex… Alex…                          ¶¶¶

0 comment:

top

Posting Komentar

Search

WELCOME...

welcome...this is my world... you can enjoy this blog with my interesting post... :D
..selamat menikmati *hlo?

aLhaMduLiLLah yaa... :D

Followers

this is me!!!

Foto saya
Malang, Jawa Timur, Indonesia
my world is your world... this world can bring you, to go to teenage dream... :D

PaLing PoP deh...

Please Look at this :